Abdul Malik Alias kakek Cabul Ini Akhirnya Ditangkap Setelah Berhasil Mencabuli 13 Orang Anak Dibawah Umur.

Agen Poker AKP Lulik Febyantara yang merupakan Kasat Reskrim Polres Karimun berhasil menangkap seorang kakek cabul yang telah berhasil mencabuli 13 orang bocah laki-laki di bawah umur di Karimun, Kepulauan Riau. Kakek cabul yang berusia 65 tahun itu bernama Abdul Malik atau biasa dipanggil kakek Taher awalnya tidak mau mengakui semua perbuatan bejat yang telah dilakukannya namun saat polisi membawa kakek cabul itu ke lokasi kejadian akhirnya beliau mengaku juga.

Bandar Poker Abdul malik mengatakan dirinya mulai melakukan sodomi terhadap anak lakilaki yang masi di bawah umur sejak tahun 2005, kakek cabul ini ditangkap setelah kepolisian Karimun mendapatkan laporan dari tiga orang tua anak yang menjadi korban sodomi oleh Abdul malik.

Saat ditanyai oleh penyelidik mengapa kakek cabul tersebut lebih suka menyodomi bocah laki-laki, ternyata kakek cabul tersebut pernah jatuh cinta pada seorang janda sekitaran tahun 2005, Abdul malik berniat menikahi janda pujaan hatinya itu, namun ternyata cinta Abdul Malik pada janda pujaan hatinya bertepuk sebelah tangan, dan janda tersebut mempermainkan cinta Abdul malik padanya, akibat peristiwa itu membuat Abdul malik menjadi sangat kecewa dan tidak merasa tertarik lagi pada perempuan.

Poker Online Pertama kali Abdul malik menyodomi bocah laki laki sekitar tahun 2005 tak lama setelah cintanya di tolak oleh janda pujaan hatinya, saat itu dirinya berhasil menyodomi 8 orang bocah pria di pualu Buru, Karimun.

Judi Poker Merasa tindakannya mulai diketahui warga, Abdul Malik pindah dan menetap di rumah saudaranya di Karimun, Di Karimun kakek bejat ini berhasil menyodomi lebih dari 5 orang bocah, modus yang digunakan oleh Abdul adalah dengan mengajak bocah tersebut datang kerumahnya dengan iming-iming akan di berikan uang, lalu saat korban sudah berada di kamar kakek cabul itu segera menyodomi korbannya.

Kakek tersebut akhirnya akan menghabiskan waktunya selama 15 tahun dipenjara karena dijerat dengan  Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.